Saturday, January 20, 2018

Jakarta-Bogor Naik KRL.



Jakarta-Bogor Naik KRL.



Dari semenjak jaman Gubernur Jendral Gustaf von Imhoff di pertengahan abad ke 18 Bogor adalah tempat peristirahatan yang sejuk dan menjadi tujuan wisata. Walaupun hawanya sekarang sudah tidak sejuk lagi, tetapi tetap saja menjadi tujuan wisata. Akibatnya setiap hari Sabtu dan Minggu lalu-lintas di kota ini menderita kemacetan yang sangat parah
 

Dulu di Batavia orang belum mengenal bahwa air minum harus di masak sebelum di minum. Di Batavia orang masih mengambil air minum dari Kali Ciliwung yang kotor. Air sungai itu diendapkan kotorannya dan langsung diminum tanpa di masak terlebih dulu sehingga banyak orang yang sakit perut. Air yang dianggap sangat bersih dan bebas dari penyakit adalah dari Bogor. Jadi selain memberi image kota wisata juga kota hujan yang bersih.
 
Bogor semenjak pertengahan abad 19 telah menjadi kota yang penduduknya mulai padat serta perhubungan ke Jakarta menjadi lebih intensif. Sehingga di bangunlah jaringan kereta api. Rel kereta api yang menghubungkan Jakarta-Bogor mulai di buka oleh Nederland-Indische Spoorweg Maatschappij 31 Januari 1873 dengan panjang 55 kilometer. Pada waktu itu Bogor masih merupakan kota kecil dengan stasiun yang dibangun pada tahun 1881. Perhubungan kereta api ini terus berkembang hingga jaman orde baru di mana kereta api di ubah menjadi kereta rangkai listrik atau disingkat KRL yang digerakkan oleh tenaga listrik.
 
Sekarang dengan keadaan jalan toll yang menghubungkan Jakarta-Bogor setiap hari macet, banyak orang yang memilih transportasi KRL karena lebih cepat. Walaupun harus berdesak-desakan di dalam gerbong, tetapi karena cepat sampai dan harga tiket yang sangat murah, KRL menjadi tumpuan moda transportasi bagi mereka yang tidak ingin terjebak kemacetan. Bayangkan waktu tempuh dari Bogor ke stasiun kota lewat jalan Toll dan kemudian jalan biasa di Jakarta Utara bisa mencapai 3 jam atau lebih. Sedang dengan KRL hanya 1,5 jam.  
 
Penumpang yang berdesak-desakan didalam kereta api bukan hanya di hari kerja, juga dihari libur karena stasiun di kedua ujung jalur kereta api terletak tempat pariwisata. Di Ujung selatan yaitu di stasiun bogor terletak di dekat kebun raya bogor yang di bangun oleh Gustaf von Imhoff dimana terdapat berbagai macam tetumbuhan di Nusantara, bahkan yang berada di dalam hutan sumatra pun terdapat disini seperti bunga bangkai. Selain itu juga terdapat istana presiden yang dulunya merupakan kantor Daendels Gubernur Jendral di awal abad 19. Sekarang, karena Presiden Indonesia sering menggunakan istana ini di hari libur, dan melakukan kegiatan jalan-jalan atau naik sepeda seperti di hari car-free day, maka setiap hari libur Bogor selalu ramai. Orang Jakarta banyak yang berkunjung ke Bogor dan memilih menggunakan KRL untuk menghindari kemacetan di jalan tol.
Sebaliknya diujung utara yaitu stasiun kota yang terletak di kota tua Jakarta yang merupakan tempat wisata. Di hari libur banyak orang Bogor yang senang berjalan-jalan di kota tua yang bersejarah. Selain terdapat Museum Sejarah Jakarta juga terdapat museum bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Wayang, Museum tekstil, Toko Merah, jembatan ayam, museum bahari yang sangat penting bagi pendidikan bagi generasi muda.   
 
Di tahun 1990an hingga 2010an, karena jumlah penumpang sangat banyak maka diantara penumpang ini ada yang naik keatap gerbong. Karena duduk di atas atap gerbong sangat berbahaya, akhirnya pihak menajemen KRL meletakkan kawat berduri di atap gerbong agar tidak ada penumpang yang duduk disitu. Pada waktu itu ada dua macam KRL, yang pertama KRL Pakuan yang ber AC dan tidak berhenti di semua stasiun tetapi harga tiket mahal sampai Rp 11.000. Yang kedua adalah KRL ekonomi yang berhenti di semua stasiun, harga tiketnya murah hanya Rp 2.500 tetapi pintu terbuka terus, tidak ber AC gerbongnya jelek dan penuh dengan pengamen dan pengemis. Tentu saja KRL jenis ini sangat tidak aman karena banyak pencopet dan garong. Selain itu keadaan stasiunnya juga sangat jelek karena banyak pengamen, pengemis, pedagang kaki lima yang sangat tidak tertib.
 
Tetapi keadaan itu saat ini sudah berubah. KRL sekarang hanya ada satu macam yang berhenti di setiap stasiun, tetapi gerbongnya ber AC, bersih dan aman karena di dalamnya terdapat satpam yang berseliweran. Harga tiketnya murah Rp 5.000,- untuk bepergian dari Bogor ke Jakarta kota. Pengamen, pedagang asongan dan pengemis dilarang masuk ke dalam gerbong. Tidak ada lagi penumpang diatas gerbong semua masuk kedalam gerbong yang pintunya tertutup dan ber AC. Apalagi di dalam gerbong, di dalam stasiun sudah tidak ada lagi pengamen, pengemis dan pedagang asongan. Sebagai gantinya adalah di stasiun terdapat Indomart, cafĂ© starbucks, KFC dan yang lain. Keadaan stasiunpun berubah secara total karena sekarang bersih dan aman, jadi stasiun-stasiun antara Bogor – Jakarta menjadi tempat yang elite. Tiketpun sekarang secara elektronik dan melewati gerbang elektronik yang di jaga satpam. Sungguh, masuk kedalam stasiun serasa masuk kedalam mall.
 
Di stasiun bogor disediakan tempat parkir yang sangat luas tetapi aman. Sehingga orang bogor lebih senang naik mobil atau motor ke stasiun dan parkir disana, kemudian naik KRL ke kantornya di Jakarta. Mereka pulang ke Bogor pada malam harinya dengan naik KRL dan kemudian dengan mobil atau motor pulang ke rumah. Dengan demikian mereka tidak terjebak dalam kemacetan Lalu Lintas dan menghemat biaya. Itulah mengapa pada pagi dan sore hari gerbong KRL dipadati oleh para penumpang. Hebatnya para penumpang selalu mengalah kepada orang tua, orang hamil dan orang cacat untuk memberikan tempat duduknya. Di dalam gerbong juga disediakan kursi untuk mereka yang berkebutuhan khusus. Di Stasiun bogor ada ojek, tetapi bukan sembarang ojek, mereka terdaftar di stasiun Bogor dan memakai seragam. Tetapi awas, jika anda seorang perokok jangan coba-coba merokok didalam kereta, akan ditegur penumpang yang lain karena ada larangan merokok di dalam gerbong.
 
Bagi anda yang belum pernah naik KRL Bogor-Jakarta, mengapa tidak mencobanya? Anda akan merasakan pengalaman yang istimewa karena berada di stasiun tua seperti stasiun Bogor, Manggarai, dan Stasiun Kota, tetapi dengan fasilitas pelayanan yang modern. Sampai ketemu disana
 

No comments:

Post a Comment